Pada tahun 1866, Dokter John Langdon Down, mendeskripsikan dengan tepat seorang insan sindroma down dan menjadikannya “Bapak” Sindroma Down (Down Syndrome). Pada tahun 1959, Dokter Jerome Lejeune mengidentifikasikan sindroma down sebagai keabnormalan/kelainan kromosome. Dokter Lejeune tidak menemukan 46 kromosome pada insan Sindroma Down (Down Syndrome) melainkan 47 kromosome. Kelebihan kromosome inilah yang menimbulkan ciri khas sindroma down. Kelebihan kromosome ini terjadi pada kromosome yang ke-21 dan kerena 95% kasus sindroma down disebabkan karena adanya 3 copy kromosome 21, maka sering juga disebut Trisomy 21. Dapat juga terjadi kelainan pada pembelahan sel ditubuhnya, dimana tidak semua sel mengandung kelainan pada kromosome 21nya, sehingga terdapat 3 jenis sindroma down (Down Syndrome) yaitu Trisomi-21 (semua gene mengalami perubahan) 95%, Translocation (bawaan) 4% dan Mosaic (tidak semua gene yang mengalami perubahan karena extra kromosom) 1%.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Down Syndrome maka telah dilaksanakan Peringatan World Down Syndrome Day di berbaga belahan Dunia. Sejarah dimulai Peringatan World Down Syndrome Day ketika pada tahun 1990 didirikan AFRT, Asosiasi Perancis untuk Penelitian trisomi 21 untuk mendukung penelitian dan menginformasikan tentang kemajuan medis dan ilmiah di bidang Down sindrom (trisomi 21).
Selanjutnya pada tanggal 20 Desember 2007, WHO menetapkan 21 Maret sebagai Hari Down Sindrom Sedunia. Begitupun dengan Majelis Umum PBB yang turut memutuskan hal ini melalui resolusi A/RES/66/149 yang diputuskan pada tanggal 19 Desember 2011. Resolusi ini memuat :
Menetapkan 21 Maret sebagai Hari Down Sindrom Sedunia, untuk diperingati setiap tahun yang dimulai pada tahun 2012, dan ;
Mengundang semua Negara Anggota, organisasi terkait dari sistem PBB dan organisasi internasional lainnya, serta masyarakat sipil, termasuk organisasi non-pemerintah dan sektor swasta, untuk memperingati Hari Down Sindrom Sedunia dengan cara yang tepat, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap down sindrom.
Dalam rangka merayakan World Down Syndrome Day 2018 BKKKS Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Shangri-La Hotel Surabaya dan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan kegiatan tersebut pada hari Rabu, 21 Maret 2018 pukul 13.00 s/d 16.20 wib di Shangri-La Hotel Surabaya, Jl. May Jend Sungkono No. 120 Surabaya.
Kegiatan pada tahun ini bertemakan “What I Bring To My Community.” dengan peserta sebanyak 210 anak insan Down Syndrom. Dalam kesempatan tersebut, Bapak DR. H. Tjuk Kasturi Sukiadi, SE. (Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Timur) menyampaikan bahwa “Kami sangat memberikan apresiasi kepada Shangri-La Hotel Surabaya karena sangat peduli kepada insan disabilitas karena telah bekerjasama selama 5 tahun dengan BKKKS Provinsi Jawa Timur, selain itu juga memberikan apresiasi kepada seluruh donatur yang telah terpanggil untuk ikut bekerjasama mensukseskan acara ini. Seluruh Masyarakat kedepan harus terpanggil lebih baik lagi untuk ikut memberikan perhatian dan memberikan bantuan, empati dan simpati sehingga anak-anak kita yang down syndrome ini akan bisa menikmati kehidupan lebih daripada yang mereka lakukan sendiri, jadi disini masyarakat dan Pemerintah harus benar-benar mempunyai perhatian kepada anak-anak down syndrome, selain itu pada tahun ini sangat berbahagia karena begitu banyak para relawan yang berpartisispasi, karena bangsa yang besar bisa dinilai dari seberapa besar para relawannya.”
Beberapa rangkaian kegiatan peringatan world down syndrome yaitu performance insan down syndrome, konsultasi dan pemeriksaan kesehatan bersama Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Provinsi Jawa Timur, Fun Olympics bersama Special Olympics Indonesia (SOINa) Pengda Jawa Timur, cake decor, pemeriksaan THT-OAE dan Bazar. Semua rangkaian acara tersebut dilaksanakan di ruang pelangi, ruang nirwana, ruang khayangan dan area lobby lantai 2 Shangri-La Hotel Surabaya.
Pada acara tersebut insan down syndrome menampilkan beberapa kesenian seperti menari dan menyanyi, walaupun tidak semahir penyanyi dan penari profesional, penampilan mereka menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga dan orang tua.
Melalui Peringatan World Down Syndrome Day 2018 yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS) Provinsi Jawa Timur diharapkan Insan Down Syndrome mendapatkan akses yang memadai terhadap perawatan kesehatan, program intervensi dini dan pendidikan inklusif serta penelitian yang sesuai sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya dan juga mampu beradaptasi dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki.