Sejalan dengan perkembangan teknologi, menyebabkan bertambah majunya dan lengkapnya, alat-alat pemeriksaan pendengaran dan alat bantu dengar. Hearing aid dan cohlear implant telah dibuat, sedemikian rupa untuk membantu anak dengan gangguan pendengaran, mampu memaksimalkan sisa pendengaran yang mereka dimiliki, tentunya dengan memberikan terapi dan pendidikan yang tepat.
Sampai dengan saat ini, masih banyak orang yang memegang pandangan bahwa anak tuli mesti bisu, sedangkan anak bisu belum tentu tuli. Namun kenyataan yang terjadi bukanlah demikian, berkat kemajuan teknologi seperti yang tersebut di atas, saat ini tidak lagi anak tuli atau gangguan pendengaran mesti bisu atau tidak bisa bicara. Melalui metode AVT (Audio Verbal Terapy) yang tepat, dan peran serta orang tua dan keluarga yang maskimal, dalam membantu anak-anak dengan gangguan pendengaran untuk berlatih dan memanfaatkan sisa pendengarannya, maka anak akan bisa berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan mereka juga mampu untuk berkreasi dalam bidang seni, seperti seni musik, seni suara/menyanyi, membaca puisi, telling story, bermain barongsai dan lainnya.
Untuk itu, dalam rangka memperingati hari Pendengaran Nasional ke IV dan internasional ke VII tahun 2014, Yayasan Aurica Surabaya didukung oleh BKKKS Prov. Jatim FKKADK Prov. Jatim, PT. Semen Indonesia, PT. Medel Indonesia, PT. Eartec dan PT. Gramedia, menggandengan beberapa sekolah Luar Biasa jurusan B diwilayah Surabaya, Sidoarjo, Malang, Blitar dan Gersik, siswa-siswi KB – TK Aurica dan siswa-siswi terapi Yayasan Aurica yang telah bersekolah di beberapa sekolah Inklusif, sejumlah 85 orang anak gangguan pendengaran, bersama-sama menggelar “UNJUK KARYA SENI ANAK-ANAK GANGGUAN PENDENGARAN 2014”. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Royal Plaza – 23 Maret 2014 Pukul 10.00-14.30 WIB
Rangkaian Acara yang kami sajikan, Tari Remo, Tari-tarian daerah khas Jawa Timur Angklung, Gerak dan Lagu, Menghafal doa pendek, Story telling, Barongsai dan dimeriahkan oleh Vokal group SMA Insan Alam Mulia dan Band Electra.
Kegiatan ini diharapkan akan bisa menjadi media sosialisasi bagi orang tua yang memiliki anak dengan gangguan pendengaran, tidak perlu berkecil hati-hati, karena dengan kerja keras kita bersama, anak-anak kita ini mampu berkreasi seperti layaknya anak-anak normal sebaya mereka. Selain itu kami juga berharap pada pemerintah untuk dapat berperan serta mendukung meningkatkan prestasi anak-anak dengan gangguan pendengaran dan memberikan dukungan dalam pelaksanaan terapi bagi mereka. Sehingga 2030 Indonesia dan dunia, benar-benar bisa mencapai target “BEBAS GANGGUAN PENDENGARAN” (Yayasan AURICA)