Pada tahun 2000 yang lalu para pemimpin dunia sepakat untuk bersama-sama bekerja keras membangun dunia dalam abad Millennium dengan paket program yang sasaran dan target-targetnya dikenal sebagai paket Millennium Development Goals (MDGs). Sejak itu berbagai upaya diarahkan untuk mencapai delapan sasaran dan target MDGs di seluruh dunia. Namun kenyataanya, kemajuan dan juga kesulitan dialami oleh banyak negara dalam masa sepuluh tahun terakhir ini. Hal ini terjadi karena pembangunan abad Millenium menyangkut berbagai aspek yang sangat luas, rumit, dan memerlukan partisipasi berbagai pihak dengan sungguh-sungguh.
Untuk mendukung suatu komitmen global, rancangan global MDGs perlu diuraikan secara cermat dalam rencana program aksi di setiap negara. Selanjunya dibawa langsung ke lapangan pada setiap desa dan dukuh agar dapat dilaksanakan secara terarah oleh berbagai kalangan, utamanya oleh keluarga dan masyarakat pedesaan secara mandiri dan berkelanjutan. Untuk mendukung upaya tersebut, diperlukan pengerahan tenaga profesional, partisipasi yang berkelanjutan dari rakyat banyak dan daya dukung finansial yang tidak kecil serta dukungan komitmen dan fasilitas yang kuat dari pemerintah. Sesuai UU No 11 tahun 2009, diperlukan pula perubahan pendekatan pembangunan dari pendekatan yang bersifat charitas (welfare approach) menjadi pendekatan pembangunan berbasis hak-hak azasi manusia dalam artian yang luas, utamanya dalam membangun keluarga dan masyarakat untuk bekerja keras (human rights based and workfare approaches).
Demi mengembangkan partisipasi segala kekuatan masyarakat tersebut Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) bekerja sama dengan BK3S di tingkat propinsi, K3S di tingkat kabupaten/kota serta seluruh jajarannya, serta dengan perguruan tinggi, Yayasan Damandiri, Kraftig Advertising, pemerintah daerah kabupaten/kota bertekad akan menjalin kerjasama yang terpadu. Kegiatan ini dilakukan dalam mendorohg partisipasi masyarakat melalui upaya pengembangan birokrasi yang memihak rakyat dengan program utama penyelesaian target-target MDGs, membentuk dan mengisi Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di desa dan pedukuhan, serta mencari Mutiara-mutiara Bangsa yang dengan semangat tinggi bekerja keras mendampingi dan membantu rakyat berjuang untuk menyelesaikan target-target MDGs secara mandiri.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas dan hasil pertemuan koordinasi pengembangan Posdaya di Tuban tanggal 18-19 Juni 2010 yang dikoordinasikan oleh Dr. Sunarjo MPH., Ketua LIPM Unair serta rapat Pengurus DNIKS tanggal 21 Juni 2010 di Kantor DNIKS Jakarta, maka telah dilaksanaka rapat koordinasi pada hari Senin tanggal 05 Juli 2010 jam 10.00 pagi di kantor BK3S Jawa Timur,Jl. Raya Tenggilis Blok GG No. 10 Surabaya dengan agenda membahas rencana kegiatan Safari Gempita Mutiara Bangsa di Kabupaten Jember , Surabaya, Malang dan Madiun yang dihadiri oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur. Acara tersebut dipimpin lansung oleh Ketua Bidang Organisasi DNIKS Dr (Hon) Subyakto Tjakrawardaya didampingi oleh Ketua Bidang Humas /Media Moh Yarman dan Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan Dr H Tjuk K. Sukiadi SE.