Dalam konferensi pers “Covid-19 Maupun Kesiapan Kita Pasca Covid-19”, Rabu (20/5/2020) Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS) Jawa Timur, Dr. Pinky Saptandari W. MA mengatakan, berkepanjangannya pandemi virus corona (Covid-19) menuntut masyarakat untuk membangun normalitas baru (new normal life).
“Bukan lagi ketakutan yang mewarnai setiap tindakan kita, tetapi menjadikan situasi ini sebagai situasi yang harus dihadapi dengan senormal mungkin dengan standar-standar baru, baik untuk menjaga hidup yang sehat untuk diri sendiri maupun lingkungan serta mengembangkan cara-cara kerja baru untuk tetap survive dan maju, menjadi penting dalam mempersiapkan diri menghadapi masa pasca Covid-19, setidaknya dua aspek perlu diperhatikan”.
Pertama, penguatan ekonomi mikro untuk kesejahteraan masyarakat dengan berbasis nilai kegotong royongan, saling peduli baik pada masa Covid-19 maupun setelahnya.
“Kedua, membangun sistem pendidikan yang mampu mengakrabkan teknologi dengan kehidupan belajar mengajar agar proses pendidikan dalam mengubah perilaku mampu survive bahkan bertumbuh dalam new normality. Artinya, sistem yang mau tak mau berubah ini diarahkan untuk mampu membuka ruang bagi guru, maupun murid, berinovasi”.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Dewan Kehormatan BKKKS Jawa Timur, Dr. H. Tjuk Kasturi Sukiadi, SE mengatakan bahwa dalam situasi saat ini penting untuk memelihara pasar sebagai penguatan ekonomi mikro untuk kesejahteraan masyarakat.
“Pasar sangat penting. Jangan mempertentangkan kesehatan manusia dengan menyelamatkan ekonomi. Keduanya harus diperhatikan dengan bijak, yang terpenting adalah bagaimana membuat pasar menjadi aman bagi dirinya. Dalam arti aman bagi pedagang di pasar, dan juga aman bagi pengunjungnya. Ini effort yang harus difokuskan pemerintah. Tapi jangan punya ide untuk mematikan pasar. Itu tidak bisa, tidak mungkin”.
Sementara itu, disisi lain, Dewan Pendidikan Jawa Timur M. Isa Ansori mengatakan, isu corona sebagai pandemi global menjadi pendorong terjadinya percepatan penyikapan melebur kedalam dunia dalam jaringan proses-proses yang dibutuhkan dalam belajar.
“Dunia pendidikan kita pada akhirnya akan terjadi migrasi besar-besaran dari bentuk tatap muka konvensional menuju tatap muka dalam jaringan. Dan tentu ini akan memaksa semua unsur pembelajaran, mulai dari guru atau dosen, murid, sarana pembelajaran, dan cara belajarnya akan berubah semua.” Oleh sebab itu, peningkatan kualitas layanan sarana prasarana belajar tidak bisa diabaikan, guru maupun dosen juga harus memahami bagaimana cara melakukan proses belajar melalui online.
Ia mengatakan, dalam pendidikan tidak bisa hanya mengacu pada hasil, proses juga menjadi sesuatu yang perlu untuk membangun karakter pelajar. Sehingga sejatinya kolaborasi dunia teknologi dan pengajar dalam membangun proses perubahan perilaku tak bisa dihindarkan. “Pelaksanaan proses dikelas tidak bisa diabaikan meski frekuensinya yang harus diatur, karena proses di kelas itulah pendidikan sikap dan karakter bisa dilakukan, Ia menegaskan, kemampuan beradaptasi dengan disrupsi di dunia pendidikan menjadi sebuah keniscayaan. Disinilah, inovasi dan pembaruan menjadi sebuah kunci. Bagaimana kita bisa membuat inovasi-inovasi dan pembaruan, sehingga proses belajar bisa terus dijalankan dalam situasi apapun agar tidak terjadi kegaduhan dan kegagapan. “Selain itu, tidak bisa kemudian sekolah itu menjadi satu-satunya yang diharapkan untuk melakukan proses perubahan, tetapi bagaimana peran serta orang tua. Sehingga berbagi peran antar keduanya menjadi penting.