Prakata : Industri kreatif adalah bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif . Ekonomi kreatif berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan kehalian bakat dan kreatifitas sebagai kekayaan intelektual. Ini harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit dan meraih keungulan dalam ekonomi global.
PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF
Peran Kemerdekaan Ekonomi
(Drs. Machdar Somadisastra ? PPBI)
Pada pekan produk Budaya Indonesia Tahun 2007, Presiden Republik Indonesia telah memberi arahan bahwa pada saatnya Indonesia memiliki sebuah cetak biru dan program aksi untuk mewujudkan ekonomi kreatif bangsa yang lebih terarah dalam sasaran dan pengelolaan yang berbasis budaya dan teknologi. Cetak biru pengembangan ekonomi kreatif telah disesuaikan oleh Menteri Perdagangan Mari Ekka Pangestu kepada Presiden pada saat pembukaan Pekan Produk Budaya Indonesia (PPBI) Tahun 2008 pada tanggal 08 Juni 2008 di Jakarta Convention Center (JCC).
Cetak biru tersebut menjabarkan rencana pengembangan Industri Kreatif di Indonesia hingga pencapaian tahun 2025. Deangan adanya cetak biru ekonomi kreatif ini, diharapkan selalu menjangkau kepentingan yang terlibat dalam bidang industri kreatif memiliki arahan yang jelas untuk mencapai visi ekonomi kreatif Indonesia yaitu ?Bangsa Indonesia yang Berkualitas Hidup dan Bercita Kreatif di Mata Dunia? sehingga mendukung terwujudnya Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.
Setelah pembukaan PPBI, masih pada hari itu, setak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia diapparkan Menteri Perdagangan pada seminar yang bertema ?Visi Indonesia? dalam pengembangan ekonomi gelombang keempat? : Warisan Budaya dan Ekonomi Kreatif. Data seminar tersebut telah berbicara Prof. John Hertleg dari Center Of Excellence For Creatife Industri and Investor, Queensland University of Technologu, Australia. Prof. John Hertleg mengisahkan susesnya ekonomi kreatif di Australia dan pembelajaran yang melibatkan lebih dari 4.000 mahasiswa dari 11 jurusan dengan dukungan dana dari pemerintah.
Kittiratama dan Pitipanieh dari Thailand Creatife and Design Center dan Prof Martin Peiser dari Nanyang Technology University Singapore berbagi pengalaman ekonmi kreatif dari negara Thailand dan Singapore.
Dalam seminar tersebut Menteri Perdagangan menegaskan, landasan industri keratif Indonesia adalah sumber daya manusia Indonesia yang merupakan element terpenting dalam Industri kreatif, sebagai pihak sentral dinadingkan dengan faktor-faktor produksi lain-lainnya, aktor utama penggerak lahirnya kreatifitas, ide ilmu pengetahuan dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya industri keratif adalah intelektual, bisnis dan Pemerintah. Hubungan yang erat, saling menunjang dan bersimbiosis mutualisme antara ketiga aktor tersebut akan menghasilkan industri kreatif yang berdiri kokoh dan berkesinambungan.
Industri kreatif adalah bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif . Ekonomi kreatif berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan kehalian bakat dan kreatifitas sebagai kekayaan intelektual. Ini harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit dan meraih keungulan dalam ekonomi global. Ekonomi kretaif bertumpu pada 14 susektor industri kratif yaitu : periklanan, penerbitan dan percetakan, TV dan radio, film. Vidio dan fotografi, musik, seni pertunjukkan, arsitektur, desain, faysion, kerajinan, pasar barang seni, permainan interkatif, layanan komputer dan piranti lunak, penelitian dan pengembangan.
Berdasarkan studi pemetaan industri kreatif yang dilaksanakan Departemen Perdagangan Tahun 2007 diperoleh informasi bahwa kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian Indonesia dapat dilihat pada lima indikator utama, yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), ketenagakerjaan, jumlah perusahaan, ekspor dan dampak terhadap sektor lain.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah menganalisis bahwa industri kreatif memberikan kontrobusi PDB pada urutan ke 7 dari 10 sektor lapangan usaha, yaitu rata-rata sebesar Rp. 104.638 triliun (6,28%) pada tahun 2002-2006 di atas rata-rata kontribusi sektor (1) pengangkutan dan komunikasi (2) bangunan (3) listrik, gas dan air bersih.
Untuk mengembangkan ekonomi kreatif, pemerintah dalam hal ini Departemen Perdagangan meyakini bahwa kolaborasi antara berbagai aktor yang berperan dalam industri kreatif yaitu intelektual, bisnis dan pemerintaha menjadi mutlak dan merupakan syarat mendasar. Bentuk kolaborasi dirumuskan dan dijalankan salah satunya lewat sebuah badan nasional yang melibatkan ketiga aktor tersebut. Bentuk dan struktur dari badan tersebut perlu disesuaikan dengan perundang-undangan, prosedur dan realitas politik yang ada.
Badan ini dapat berupa badan pemerintah yang dapat diawali dengan pembentukan Tim Nasional (TimNas) atau Komite Nasional (Komnas). Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, Timnas-Komnas atau Komnas-Komnas ini dalam prakteknya cukup banyak yang kurang bisa melaksanakan fungsinya dengan efektif, koordinasi apalagi kolaborasi di negeri ini mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan, baik ditingkat birokrasi pusat maupun birokrasi daerah.
Pada tanggal 10 September 2008 di Surabaya diselenggarakan workshop pengembangan ekonomi dan industri kreatif kota Surabaya. Dalam workshop terasa lebih mendasar, lebih terasa implementatif, salah satu pemikirannya adalah membuat komunitas masyarakat dengan dunia usaha. Pemerintah harus mengundang mitra-mitranya yaitu dunia usaha dan masyarakat madani (Civil Society) dalam perencanaan, implementasi serta evaluasi program-programnya sehingga terbentuk rasa saling percaya antara pemerintah dan masyarakat yang dilayaninya. Kejadian yang memprihatinkan sekarang ini, sering bentroknya antar pedagang kaki kima (PKL) dengan Satpol PP (aparat pemerintah kota) yang bisa meruasak hubungan ekonomi masyarakat dan pemerintah Kota. Pemikiran kedua menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru. Pembentukan wirausaha baru amat ditentukan oleh kemerdekaan ekonomi suatu daerah atau negara. Kemerdekaan ekonomi serta definis adalah intervensi pemerintah yang seminimum mungkin, terutama atas aturan-aturan yang menghambat terjadinya aktivitas kewirausahaan, kemerdekaan ekonomi pada sektor ini amat penting, karena dinamika nilai tambah yang terbentuk pada sektor riil, menentukan kesejahteraan yang dinikmati oleh sebagian besar penduduk.
Pemikiran ketiga menumbuhkan industri kreatif, energi dan kreatifitas generasi muda, sangat potensial untuk diarahkan menjadi ?Bola Salju Industri? kretaif di Surabaya. Pertumbuhan industri kreatif perlu difasilitasi karena industri kretaif merupakan masa depan industri duia. Pengusaha cafe buku magnet zone bersedia turut membantu terlaksananya berbagai kegiatan yang diarahkan untuk pembentukan bibit unggul pelaku industri kreatif di masa mendatang. Generasi muda ini sekarang berada di Universita-Universitas dan sekolah-sekolah kejuruan. Halo Pemerintah Kota Surabaya, Pemerintah Propinsi Jatim!!
Bahan Rujukan
1. Siaran pers Pusat Humas Departemen Perdagangan, Pekan Produk Budaya Indonesia (PPBI) 2008.
2. Pusat Humas Departemen Perdagangan,Sekilas Pembahasan Ekonomi Kreatif, 2008.
3. Ali Patno, MSc dan Nurulhita Berlianti,SE. Surabaya Sparking City, pemapar pada workshop Surabaya.