Peringatan hari Kartini dan hari Bumi pada tahun 2009 harus dapat dijadikan sebagai momentum untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat dari pola pikir yang cenderung mengekploitasi bumi secara sembarangan bahkan dengan keserakahan menjadi pola pikir dan juga perilaku yang berorientasi pada penyelamatan bumi dan seisinya.
Catatan Pinky Saptandari
MAKNA HARI KARTINI, HARI BUMI
& TRAGEDI SITU GINTUNG
Kulihat ibu Pertiwi/Sedang bersusah hati/
Air matanya berlinang/Mas intannya terkenang/
Hutan, gunung, sawah, lautan/Simpanan kekayaan/
Kini ibu sedang lara/Merintih dan berdoa.
Lagu Ibu Pertiwi (NN)
Syair lagu Ibu Pertiwi (NN) tersebut apabila kita resapi kata demi kata sangat menyentuh dan relevan dengan peringatan hari Kartini dan hari Bumi tahun 2009. Saya membayangkan pasti ibu Kartini dan juga ibu Pertiwi menangis tersedu-sedu atas ulah serakah anak manusia yang tidak hanya bandel, tapi juga sekaligus bebal. Walaupun sudah diperingati dengan berbagai bencana tetap saja tidak bisa mengambil hikmah atau pelajaran, namun malah berulang-ulang membuat ulah. Terakhir kita semua dikagetkan dengan bencana Situ Gintung yang membawa korban jiwa dan harta yang sangat besar.
Tragedi Situ Gintung telah memberikan pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat tentang apa makna menjaga bumi dan lingkungan dari kerusakan. Apa kaitan tragedi Situ Gintung dengan peringatan Hari Kartini tanggal 21 April dan peringatan Hari Bumi tanggal 22 April? Mari kita memperingati hari Kartini dan hari Bumi sebagai sarana untuk memperbaiki bumi dan seisinya. Tragedi Situ Gintung merupakan pelajaran berharga bgi kita semua untuk merenungkan kembali apa makna bumi bagi kita semua. Tragedi Situ Gintung memberi peringatan bahwa selama ini kita tidak sungguh-sungguh peduli. Pemerintah dan masyarakat yang seharusnya melakukan konservasi untuk menjaga agar Situ Gintung dapat terawat dan lingkungan sekitarnya dapat dilestarikan untuk menyanggah peran dan fungsi sebagai suatu danau, malahan ramai-ramai mengeksploitasi atas nama pembangunan.
Harus ada suatu langkah aksi bersama berupa gerakan nasional untuk menyelamatkan bumi kita dari kehancuran yang lebih parah. Jangan biarkan bumi semakin sakit. Ibarat badan kita, bisa dikatakan bahwa hampir seluruh bagian dari tubuh bumi (tanah, air dan udara) mengalami berbagai masalah. Tingkat kerusakan dan pencemaran yang terjadi pada tanah, air dan udara sudah sedemikian parahnya. Dengan kondisi semacam itu apakah patut kalau kita bersikap terus cuek, tidak peduli terhadap kondisi bumi yang semakin parah sakitnya tersebut? Apa yang dapat kita sisakan bagi anak cucu, kalau kerusakan demi kerusakan ? yang sebagian besar adalah ulah manusia ? kita biarkan berlangsung terus menerus?
Peringatan hari Kartini dan hari Bumi pada tahun 2009 harus dapat dijadikan sebagai momentum untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat dari pola pikir yang cenderung mengekploitasi bumi secara sembarangan bahkan dengan keserakahan menjadi pola pikir dan juga perilaku yang berorientasi pada penyelamatan bumi dan seisinya. Antara lain dengan memanfaatkan bumi beserta isinya secara arif dan memperlakukan bumi dengan kasih sayang. Dalam hal kaum perempuan yang telah terbukti aktif sebagai penggerak lingkungan dapat berada digaris depan sebagai motor penggerak perubahan membangun kearifan terjadap lingkungan.
Ajakan beberapa kelompok masyarakat termasuk perempuan penggerak lingkungan yang peduli terhadap pelestarian bumi dan lingkungan patut didukung dan diikuti oleh banyak pihak. Harus ada gerakan nasional yang dilakukan secara sungguh-sungguh, serentak, berkesinambungan yang melibatkan pemerintah dan semua lapisan masyarakat untuk menjaga agar bumi kita sehat, aman, dan memberi berkah bagi kita semua. Kerusakan demi kerusakan yang dilakukan manusia membuat kita semua (bahkan juga anak cucu kelak) harus menuai bencana. Mari ubah perilaku yang akan menuai bencana demi bencana dengan menabur benih untuk menuai panen kehidupan, demi masa kelangsungan masa depan bumi.
Apapun yang kita lakukan asal berorientasi pada upaya penyelamatan dan perlindungan bumi ini pastilah akan berbuah kebaikan. Kalau bisa membuat lagu yang bisa menggugah kepedulian kita terhadap lingkungan, ya silahkan membuat lagu. Atau mau melakukan pendidikan peduli lingkungan dengan praktek yang mudah seperti mengelola sampah, membersihkan saluran air dan sungai, dan berbagai macam upaya positif lainnya. Bahkan meminimalkan penggunaan tas dan berbagai bungkus dari bahan plastik merupakan aktivitas sederhana yang akan berdampak besar bila dilakukan oleh banyak orang. Setiap orang dapat membuat projek sosial yang sifatnya memperbaiki lingkungan yang ada disekitar tempat tinggalnya. Ayo, kita selamatkan bumi dan lingkungan agar ibu Kartini dan ibu Pertiwi tersenyum dan tidak larut dalam kesedihan. Kalau bukan kita siapa lagi?