Peringkat Jawa Timur sebagai daerah dengan jumlah kasus dan peredaran HIV/AIDS naik dari urutan ketiga menjadi urutan kedua di bawah DKI Jakarta. Padahal sebelumnya, selama bertahun-tahun menduduki peringkat ketiga, setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Timur Otto Bambang Wahjudi menjelaskan, jumlah penderita HIV/AIDS di Jawa Timur memang terus meningkat. Data pada bulan September 2009 lalu terdapat 3.030 penderita AIDS, kemudian bertambah 204 penderita menjadi 3.234 penderita pada bulan Desember 2009. ( Tempo Interaktif 31 Maret 2010)
Fenomena HIV /AIDS memang merupakan suatu fenomena bola salju, dimana penularannya merupakan suatu rantai yang terus bergulir, sehingga hari demi hari jumlah penderita HIV / AIDS akan semakin bertambah. Jumlah pasien HIV/AIDS yang saat ini datang berobat, bukan merupakan jumlah penderita HIV/AIDS yang sesungguhnya. Karena pada umumnya penderita HIV/AIDS tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi HIV, baru setelah timbul gejala dan jatuh sakit, mereka periksa dan mengetahui bahwa dirinya menderita HIV/AIDS. Hal ini menjadikan HIV/AIDS sebagai suatu fenomena gunung es. Dimana yang nampak hanyalah sebagian kecil dari jumlah sesungguhnya yang jauh lebih besar.
Apakah AIDS itu? AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. AIDS merupakan kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Penularan utama HIV melalui 3 jalur :
- Jalur hubungan seksual (homoseksual/heteroseksual). 75% dari penularan HIV terjadi melalui jalur seksual.
- Jalur pemindahan darah ( transfusi darah, jarum suntik, transplantasi organ, tato). Sebesar 15% dari penularan HIV terjadi melalui jalur ini.
- Jalur vertikal. Janin dalam kandungan tertular dari ibu dengan HIV positif. Bisa juga tertular saat proses melahirkan secara normal melalui jalan lahir, maupun tertular saat menyusui.Sebesar 10% penularan HIV terjadi melalui cara ini.
Virus HIV dapat diisolasi dari cairan tubuh penderita. Contohnya darah, air mani, cairan vagina, ASI, air mata, air liur, air kemih, cairan otak. Virus HIV tidak menular lewat toilet umum, kamar mandi, kolam renang, handuk, maupun perabotan. Virus HIV juga tidak menular lewat gigitan nyamuk.Dengan berjabat tangan,bersentuhan, ataupun berpelukan juga tidak dapat tertular HIV. Sehingga dengan demikian, kita tidak perlu takut untuk mendekat dan berteman dengan penderita HIV.
Untuk mencegah fenomena bola salju dari HIV, sebaiknya pencegahan haruslah dilakukan. Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah (Premarital counseling), menghindari seks bebas, setia kepada pasangan,tidak bergantian memakai jarum suntik, memakai kondom saat berhubungan seksualmerupakan berbagai cara untuk pencegahan penularan HIV/AIDS.
Penderita HIV pada 5-10 tahun sejak infeksi awal HIV biasanya tidak disertai adanya gejala (asymptomatic). Pada stadium asymptomatic ini pasien merupakan pembawa virus HIV dan dapat menularkan virus HIV.
Hampir semua orang yang terinfeksi HIV, jika tidak diterapi akan berkembang menjadi AIDS. Berikut merupakan gejala klinis AIDS :
Gejala Konstitusi
–Penurunan berat badan >10% berat badan.
–Diare kronis yang tidak jelas sebabnya selama lebih dari 1 bulan.
–Demam lama yang tidak jelas sebabnya selama lebih dari 1 bulan.
–Pembesaran kelenjar getah bening.
–Berkeringat banyak pada malam hari.
Gejala Neurologi / Saraf
–Kelemahan otot
–Kesulitan berbicara
–Gangguan keseimbangan
–Halusinasi
–Mudah lupa
–Psikosis/ gangguan jiwa
–Koma ( gejala radang otak)
Gejala infeksi
Infeksi terjadi di saat daya tahan tubuh penderita melemah sehingga tidak ada kemampuan melawan infeksi. Misalnya sariawan yang lama dan tidak sembuh-sembuh, pneumonia/radang paru-paru, TBC, infeksi virus herpes.
Gejala tumor
Tumor yang sering menyertai penderita AIDS adalah Limfoma (keganasan kelenjar getah bening) dan Sarkoma Kaposi.
Konfirmasi diagnosis HIV ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium ELISA dengan 3 metode yang berbeda.Selain itu tes serologi anti HIV juga bisa dilakukan melalui cara Western Blot untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap antigen HIV.
Pengobatan penderita HIV dapat diberikan obat anti retroviral (ARV). Obat ARV bekerja dengan cara menghambat replikasi virus. Obat ARV ditemukan pada tahun 1996. Meskipun belum mampumenyembuhkan penyakit, namun secara dramatis obat ARV menunjukkan penurunan angka kematian dan kesakitan, serta peningkatan kualitas hidup penderita HIV/AIDS.
Penanganan HIV/ AIDS sejatinya tidak hanya secara medis obat-obatan, namun juga secara psikis. Pada umumnya penderita HIV/AIDS merasatertekan dan malu dengan penyakit yang dialaminya. Penyesalan seringkali menghantui mereka. Kadangkala hukuman moral dan gunjingan dari masyarakat sekitar semakin memperburuk penderitaan mereka. Banyak pula penderita HIV/AIDS yang dikucilkan. Alangkah indahnya bila kita sebagai sesama umat manusia, tidak menghakimi mereka, melainkan merangkul mereka dan mengembalikan semangat mereka untuk menjalani sisa hidup dengan sebaik-baiknya.
Oleh: dr. Aimee Nugroho