Bagi sebagaian besar penulis, merancang suatu tulisan merupakan pekerjaan yang melibatkan pencarian inspirasi. Gaya selingkung atau gaya selingkup adalah merupakan aturan tata cara menulis, karya ilmiah atau tulisan karya ilmiah yang berlaku pada lingkungannya karya ilmiah diterbitkan.
Menulis bagi sebagian orang merupakan proses maju atau mundur kembali, dari konsentrasi penuh ke relaksasi, dari proses penuangan ide sampai pengembangan ide ? ide sukses dan akhirnya membuat penemuan karya ilmiah tersebut. Bentuk penulisan itu seperti ide, dibutuhkan waktu yang cukup agar semua berjalan lancar, namun waktu bukan satu satunya yang menjamin dicapainya suatu penemuan.
Langkah pertama jalan terbaik untuk memulai menulis adalah mengikuti tahap atau langkah-langkah yang sudah kita buat untuk mencapai sasaran, demi sasaran yang dibahas dalam tulisan. Dalam kedisiplinan untuk mengikuti waktu jadwal ini sangat penting dalam penyelesaian tulisan tepat pada waktunya. Untuk memperoleh topik yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian maka hal-hal yang patut dipertimbangkan pada saat memilih topik untuk tulisan ini adalah (1) Menentukan masalah (2) mengidentifikasi pembaca dan (3) menentukan cakupan materi tulisan.
Pemilihan topik masalah untuk karya tulis menentukan topik untuk karya ilmiah dalam berbagai hal menyerupai pemilihan topik untuk karangan bebas, lebih-lebih tulisan fiksi dan penulisan bebas berfantasi, bebas menentukan cakupan ? cakupan cerita yang akan dituturkan atau dipaparkan.
Tidak demikian halnya dalam penulisan karya tulis ilmiah, kaidah kebenaran dalam isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersidat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemeliharaan topik untuk karya. Menelusuri topik yang telah ditentukan bukan berarti masalahnya selesai, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran, langkah yang dapat kita tempuh dalam rangka lebih memfokuskan topik yang telah kita pilih yaitu fokuskan topik agar mudah dikelola, salah satu kendala terbesar yang menghambat keberhasilan penulisan karya ilmiah adalah luasnya topik tulisan. Jika kita dapat mendefinisikan topik yang diterima atau dituangkan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman pribadi kita, artinya kita telah mulai merumuskan topik tersebut sesuai dengan yang mampu kita kelola, namun masih perlu diingat bahwa kita telah berusaha sedemikian rupa memilah dan mempersempit masalah tersebut sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman kita. Kita masih tetap harus mencoba mengidentifikasi bagian-bagiannya agar diperoleh masalah dan topik yang betul-betul spesifik dan mungkin ditulis.
Menentukan Cakupan Isi Metode Karya Ilmiah
Apabila beradasarkan tujuan dan karakteristik pembaca, kita telah mampu membedakan mana materi yang penting dan mana yang tidak untuk dimasukkan dalam tulisan, maka kita telah menetapkan cakupan materi yang akan ditulis.
Mengidentifikasi pembaca karya ilmiah setelah diperoleh permasalahan dan topik yang defensif untuk dikembangkan lebih lanjut langkah berikutnya yang harus kita lakukan pada tahap percobaan penulisan adalah mengidentifkasi calon pembaca tulisan, salah satu tulisan yang efektif adalah membantu pembacanya menjadi suatu yang dinilai diuraikan didalam paparan tulisan. Kewajiban seorang penulis karya ilmiah disini adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya.
Pengumpulan informasi untuk penulisan karya ilmiah, tujuan dari sebagian besar proyek penulisan adalah menjelaskan sesuatu, pada umumnya sesuatu yang rumit, tulisan semua cara tidak dapat dilakukan oleh seseorang yang tidak mengerti apa sebenarnya yang akan ditulis. Untuk itu pada umumnya penulis akan mencari dan mengumpulkan data informasi dan bahkan tulisan yang dibutuhkan berkaitan dengan kegiatan penulisannya tersebut.
Memanfaatkan perpustakaan sebagaian sumber data, informasi dan bahkan untuk tulisan, pada umumnya bahwa untuk menulis suatu karya ilmiah baik itu makalah atau laporan hasil penelitian tidak hanya datang dari pikiran penulis sendiri, tetapi didukung oleh sumber-sumber informasi lainnya seperti bahan cetak buku, jurnal dan sumber media audiovisual. Microtext. Selain itu infromasi-informasi dari telaah-telaah masyarakat terpercaya dapat juga sebagai sumber berita untuk infromasi yang aktual.
Karya ilmiah dapat dibedakan berdasarkan tujuan penulisannya diantaranya, makalah untuk keperluan bahan seminar, workshop, artikel di muat pada majalah, tulisan sebagai suport program S1, bagi program pendidikan D3/D4 dengan istilah Tugas Ilmiah. Thesis adalah tulisan karya ilmiah program kesarjanaan S2 dan program pendidikan S3 disebut Disertasi. Secara umum abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya ilmiah, abstrak selalu diletakkan pada bagian depan sebuah karya ilmiah. Menurut Houng Houngton (1975) abstrak dapat didefinisikan sebagai rangkuman informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. Berapa jumlah banyaknya kata (200 sampai 300) hal ini tergantung aturan permintaannya, sampai sekarang berapa jumlah kata yang tepat untuk membuat abstrak tersebut.
Menurut American National Standars Institute (1977) abstrak yang dipersiapkan dengan baik akan memungkinkan pembaca untuk mengidentifikasi materi inti dari sebuah dokumen secara cepat dan akurat sehingga pembaca dapat mengetahui apakah dokumen tersebut terkait dengan kebutuhannya, kemudian mereka dapat mengambil keputusan untuk membaca dokumen tersebut secara menyeluruh atau tidak.
Pendapat yang dikemukakan juga oleh Day (1993) yang menyatakan abstrak harus memuat latar belakang, ruang lingkup penelitian, metode yang digunakan serta hasil penelitian secara ringkas maupun simpulan. Weisberg dan Buker (1990) abstrak terdiri dari : (1) Latar belakang, (2) Tujuan, (3) Metode, (4) Hasil, (5) Simpulan saran. Misalnya penulisan karya ilmiah di perguruan tinggi UNAIR, ITS, UNESA. UGM, IPB dan UI serta perguruan tinggi swasta mempunyai aturan penulisan karya ilmiah berbeda ? beda.
Pengalaman penulis selama mengikuti penulisan karya ilmiah selama kurang lebih 38 tahun tingkat Nasional maupun tingkat Internasional pada majalah/jurnal terakreditasi, ternyata setiap institusi/penerbit/seminar mempunyai aturan (tata tulis berbeda inilah yang disebut ?Gaya Selingkung? atau Gaya Selingkup artinya ?Se? berarti Satu ?Lingkung? berarti lingkungan yang ada di institusi/penerbit/seminar juga arti : selingkup ?Se? artinya satu, lingkup artinya lingkup di institusi/penerbit/seminar tersebut.
Mudah-mudahan inti penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang terhormat.
Oleh : Prof. Dr. Ir. Soenarjo, M. Pd
Email : narjoft@yahoo.com
Dafar Pustaka
http://budi.insan.co.id/booksthesis
http://bangirham.blogspot.com
http://www.research.att.com
http://pustaka.usm.my.2007?karyailmiah?
Foto : www.iit.edu/~writers/ index_files/PenPaper.gif