Perempuan bukanlah semata makhluk manusia yang berjantina perempuan (betina dan perempuan), akan tetapi sesungguhnya juga pelakon atau pelaku sosial yang mengemban tugas-tugas dan atau melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam masyarakat (Sutandyo, 1991).
PEREMPUAN ASET PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA
A. Latar Belakang
Menteladani Ibu Nasution puteri terbaik bangsa ini atau lebih dikenal dengan Johana Sunarti Nasution-Gondokusumo. Beliau terlahir di Surabaya, 1 Nopember 1923. Ibu yang selalu mempedulikan nasib kaum lemah, bahkan tiga menit sebelum nafas terakhir masih menitipkan pesan ?Kita harus tetap berjuang untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat demi kemajuan bangsa?. Perjuangan-perjuangan yang telah beliau kontribusikan pada bangsa ini menepis paradigm lama tentang perempuan (kaum ibu) yang seringkali dianggap sebagai kaum lemah dan hanya menjadi beban. Padahal kaum ibu merupakan aset bangsa yang sangat potensial bagi pembangunan karakter bangsa. Di tangan seorang perempuan (kaum ibu) pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi lebih baik.
Kemiskinan, kebodohan, degradasi aklaq, lemahnya supremasi hukum dan pengangguran merupakan fenomena umum yang sudah jamak di mata kita. Bangsa ini sedang terpuruk dan mundur tidak punya kekuatan untuk membangun peradapan. Media elektronik juga ikut serta memperburuk peradapan bangsa ini, tayangan televisi tidak lagi mempedulikan pembangunan karakter tetapi lebih banyak disuguhkan tayangan yang menjual erotisme perempuan. Kondisi ini sangat jauh berbeda di era Soekarno yang menginginkan tumbuhnya jatidiri bangsa, yang diwujudkan dengan mengembangkan budaya bangsa sendiri. Pengalaman groupband terkenal pada tahun 60 an yaitu Koes-Bersaudara harus masuk penjara pada 1 Juli 1965 karena menyanyikan lagu-lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Namun sekarang apa yang sedang terjadi di depan mata kita melalui seorang perempuan ?Julia Perez? yang akhir-akhir ini menjadi kontroversi di kalangan masyarakat Pacitan. ?rtis perempuan harus bisa menempatkan diri dengan baik ,tidak hanya aji mumpung memanfaatkan keartisannya dan kecantikan fisik untuk mengejar materi dan popularitas semata. Jadi dia dikenal tidak hanya karena keartisannya, tapi karena punya sesuatu yang patut dibanggakan dan punya karakter kuat , punya kepekaan sosial. Menteladani Ibu Kartini, Ibu Fatmawati, Ibu Nasution, Ibu Dewi Sartika, kita sebagai perempuan harus selalu siap untuk tidak hanya sekedar dilihat karena fisik tapi dihargai melalui kemampuan, berkarya, dan karakter yang kuat dalam memperjuangkan kesejahteraan si lemah.
B. Perempuan Aset Bangsa
Perempuan bukanlah semata makhluk manusia yang berjantina perempuan (betina dan perempuan), akan tetapi sesungguhnya juga pelakon atau pelaku sosial yang mengemban tugas-tugas dan atau melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam masyarakat (Sutandyo, 1991). Perkembangan lebih lanjut konsep perempuan tidak merujuk ke tanda-tanda jenis kelamin, melainkan mengacu pada aktivitas di masyarakat.
Perempuan Indonesia menjadi aset bangsa yang sangat berharga, mereka merupakan modal sosial yang perlu ditingkatkan. modal sosial yang dimiliki kaum perempuan menjadi sangat penting sebagai subyek, yang kesempatan dan kewajiban serta haknya sama dengan kaum pria dimanapun mereka berada. ?Kita harus menggerakan agar potensi yang ada pada kaum perempuan didorong untuk mengisi kemerdekaan dan membangun masa depan bangsa yang lebih baik,?. Sejarah mencatat perjuangan kaum perempuan Indonesia memegang peranan yang sangat penting di Indonesia. Peranan itu dimulai sejak melawan penjajahan dalam masa pergerakan kemerdekaan dan revolusi serta sampai sekarang di era reformasi .
?Mari kita renungkan kembali tekad perjuangan kaum perempuan melalui kongres perempuan Indonesia pertama kali, di Yogyakarta 22 Desember 1928 dengan dilandasi cita-cita dan semangat persatuan dan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia. Mereka meleburkan diri ke dalam wadah perserikatan, perkumpulan perempuan,? katanya. Melalui persatuan dan kesatuan yang terjalin semangat perjuang kaum perempuan Indonesia secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang untuk harkat dan martabat bangsa menuju bangsa Indonesia merdeka, sehingga martabat kaum perempuan menjadi perempuan yang maju.
C. Apa itu Karakter?
Karakter berbeda dengan kepribadian dan temperamen. Menurut Jakoep Ezra karakter adalah sebuah kekuatan bertahan di masa sulit. Tentu saja karakter yang baik, solid , dan sudah teruji. Karakter terbentuk dipengaruhi 5 faktor, yaitu temperamen dasar kita (dominan, intim, stabil, cermat), keyakinan (apa yang kita percayai, paradigm), pendidikan (apa yang kita ketahui, wawasan kita), motivasi hidup (apa yang kita rasakan, semangat hidup), perjalanan (apa yang kita alami, masa lalu kita, pola asuh, dan lingkungan).
Emphati, tahan uji, dan beriman adalah karakter yang membawa keberhasilan hidup. Emphati akan mengarahkan hubungan yang baik, tahan uji akan melahirkan ketekunan dan kualitas, dan beriman akan membuat segala sesuatu menjadi mungkin. Karakter merupakan hasil proses pembentukan. Karakter yang baik tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi melalui pendidikan, disinilah peran perempuan sebagai seorang ibu. Perempuan yang berkarakter baik akan melahirkan generasi yang berkarakter baik pula. Maraknya berita korupsi yang dilakukan para pejabat Negara ini menunjukkan kegagalan perempuan Indonesia sebagai seorang ibu mengajarkan kejujuran.
Karakter yang baik akan menghasilkan peradapan yang baik. Universal karena karakter yang baik dapat dimiliki oleh setiap masyarakat tanpa dibatasi status social, kaya-miskin, pemimpin-rakyat. Hal ini dicontohkan oleh masyarakat Tengger beberapa puluh tahun yang lalu, tidak ada kekhawatiran wisatawan akan kehilangan barang bawaan, diletakkan dimana saja aman tidak ada yang memindah atau mengambil. Namun apa yang terjadi sekarang dengan pengaruh faktor lingkungan, karakter kejujuran masyarakat Tengger sudah bergeser sehingga kita tidak lagi dapat meletakkan barang sembarangan karena akan hilang.
Meskipun demikian kita masih cukup berbangga dengan tauladan yang ditunjukkan mbah Waras yang tidak kenal sekolahan dan tidak bisa berbahasa Indonesia pada kasus pengembalian ganti rugi PT Lapindo. Ganti rugi untuk keluarga mbah Waras ditetapkan Rp. 285 juta. Pembayaran pertama diberikan 20%, jadi uang yang diterima sementara sebesar Rp. 56 juta. Namun apa yang terjadi? Rekening membengkak menjadi Rp. 429 juta. Mbah Waras kebingungan dan melaporkan ke pendamping dan bersama-sama ke kantor PT Lapindo. Dalam acara news di Metro TV, ketika ditanya apa yang mendasari mbah Waras mengembalikan uang ratusan juta? Jawabnya dengan lugu menggunakan bahasa Jawa karena memang mbah Waras tidak bisa berbahasa Indonesia: ?Kula wedi dosa pak, niku sanes hak kula? (saya takut dosa, pak, itu bukan hak saya). Tauladan luar biasa dari seorang mbah Waras yang bukan orang sekolahan dan bukan pejabat yang mengemban amanah rakyat. Mbah Waras lebih punya nurani dibanding pejabat-pejabat dengan sekolah tinggi namun bermental korup. Pembangunan peradapan yang baik ditentukan oleh karakter masyarakat yang positif sebagai modal dasar untuk menggapai kemajuan. Karakter itu antara lain, sifat jujur, mandiri, bekerjasama, patuh pada peraturan dan bisa dipercaya.
D. Kesimpulan
1. Perjuangan panjang kiprah perempuan Indonesia di berbagai bidang dalam mengisi kemerdekaan terutama bidang kemanusiaan merupakan aset pembangunan karakter.
2. Semangat perjuangan kaum perempuan peletak bangsa Indonesia perlu dihidupkan dan bangkitkan kembali di masa kini.
3. Saatnya perempuan kaum ibu untuk menjadi pelopor dalam ikut partasipasi mengurangi penderitaan sesama melalui menumbuhkan karakter emphati dan sifat jujur.
4. Pencapaian pembangunan peradapan yang baik ditentukan oleh karakter masyarakat yang baik melalui kaum perempuan sebagai seorang ibu.
Oleh :
Asri Wijiastuti ? Sekretaris I BK3S, Staf Pengajar di Unesa